LP3B Intrasoho dan Reklamasi Lahan Kering Dengan Pupuk HOSC






kita dikenang maju bersama
save our nature for next generations
go green

kegiatan LP3B adalah sebuah lembaga pendidikan, pelatihan dan pengembangan bisnis memfasilitasi petani dan buruh tani semangka untuk mengembangkan usahanya (bagi petani) dan membuka usaha (bagi buruh tani), dengan entry point mencarikan akses permodalan dan penyempurnaan teknik budidaya menggunakan pupuk organik.

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah:
1) Mengembangkan usaha ekonomi masyarakat desa berbasis potensi sumberdaya yang ada kearah pertanian yang sehat dan menguntungkan;
2) Meningkatkan pendapatan masyarakat bagi petani semangka dengan cara mengembangkan usahanya, dan bagi buruh tani dengan memberikan kesempatan untuk membuka usaha budidaya semangka sendiri;
3) Mewujudkan usaha tani organik, yang ramah lingkungan dengan produk yang dihasilkan lebih sehat dan aman dikonsumsi, serta harga jual yang lebih baik.

Kelompok sasaran program pengembangan usaha dari pendidikan dan pengembangan binisi adalah budidaya semangka dengan pelaksanaannya selama 1 tahun yang terdiri dari :

1) Dua belas (12) orang terdiri dari petani dan calon petani (buruh tani) projek awal berada di Dusun Utara dan Selatan Desa Tanah Datar Kecamatan Muara Badak yang tergabung dalam Kelompok Pengusaha Mikro (KPM) Bina Lestari;
2) Masing-masing anggota KPM Bina Lestari, pada tahap awal akan mengelola usaha budidaya semangka dengan skala usaha 0.5 ha per orang. Sedangkan usaha budidaya semangka berikutnya dilaksanakan menyusul setelah budidaya semangka tahap awal berjalan dengan baik dan berhasil. Adapun tahapan pembinaan terhadap 12 orang tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pada siklus produksi pertama, 4 orang buruh tani diberi kesempatan untuk membuka usaha sendiri dengan bantuan modal CSR BI Samarinda yang dikelola LP3B Intra Soho dengan perlakuan sebagai pinjaman bergulir. Pinjaman bergulir dikembalikan setelah panen (jangka waktu 3 bulan). Uang sisa hasil penjualan setelah dikurangi seluruh biaya dan pengembalian pinjaman, akan digunakan untuk biaya operasional budidaya semangka siklus ke dua dan seterusnya.
b. Uang hasil pengembalian pinjaman diawal, oleh LP3B Intra Soho digulirkan kembali kepada 4 orang buruh tani yang baru untuk membuka usaha sendiri, dan setelah panen (3 bulan) pinjaman dikembalikan.
c. Uang hasil pengembalian pinjaman, oleh LP3B Intra Soho digulirkan lagi kepada 4 orang buruh tani berikutnya untuk membuka usaha budidaya semangka sendiri, dan setelah panen (3 bulan) pinjaman dikembalikan.

Dengan demikian dalam 1 (satu) tahun 12 buruh tani anggota binaan diharapkan telah berubah menjadi pemilik usaha tani semangka (petani).

Anggota kelompok diseleksi dengan memperhatikan 2 (dua) aspek utama yaitu aspek karakter dan kondisi ekonomi keluarga (termasuk petani atau buruh tani miskin). Aspek karakter sangat penting untuk memperoleh kepastian bahwa anggota kelompok adalah orang-orang yang akan serius menjalankan usaha budidaya semangka, memiliki kemampuan dan kemauan kuat untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan kepada mereka. Sedangkan petani atau buruh tani miskin, terkait dengan sumber pendanaan yang berasal dari dana CSR BI yang sasarannya adalah membantu menfasilitasi masyarakat yang masih lemah secara ekonomi agar dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik.
I. Seleksi anggota kelompok dilakukan oleh Ketua Kelompok dan KKMB Pendamping (Ahmad Maragi) yang relatif mengenal warga masyarakat Dusun Utara dan Selatan. Seleksi karakter berdasarkan rekam jejak terhadap sifat dan perilaku sehari-hari calon anggota kelompok, seperti: Apakah orang tersebut selama ini jujur?, dapat dipercaya?, selalu membayar hutangnya dimasa lalu?, bekerja keras pada lokasi budidaya semangka yang dirawatnya dan tekun dalam menjalankan pekerjaannya dilokasi tempat dia menjadi buruh tani?, tidak terlibat kegiatan perjudian dan usaha ilegal? Harmonis dalam kehidupan rumah tangganya?, dan lain-lain. Untuk mengetahui bahwa anggota kelompok termasuk dalam kategori petani miskin, seleksi melibatkan pemilik usaha budidaya semangka tempat dia berkerja serta melibatkan Ketua RT setempat dengan tanda bukti berupa surat keterangan tidak mampu

Pendampingan yang akan dilakukan oleh KKMB Ahmad Maragi dan LP3B Intra Soho dilakukan melalui pendekatan:

1) Partisipatif
Yaitu pendekatan pendampingan yang lebih menekankan kepada penumbuhan partisipasi aktif peserta. Peserta pendampingan berperan sebagai subjek (pelaku utama usaha), pendamping yang juga subjek lebih menempatkan diri sebagai fasilitator dan motivator. Sedangkan objeknya adalah peluang yang harus ditangkap, potensi sumberdaya yang harus dikelola dan permasalahan- permasalahan usaha yang harus diatasi bersama.

2) Pendekatan Kelompok
Segala bentuk fasilitasi/bantuan teknis akan diberikan melalui pendekatan kelompok. Kelompok berfungsi sebagai wadah pembinaan dalam rangka memajukan usaha, seperti pengadaan sarana produksi bersama, pemasaran bersama, mengakses sumber pendanaan bersama, termasuk memperlancar pemberian dan pengembalian pinjaman dari pihak ketiga. Pemberian pinjaman dilakukan dengan pendekatan kelompok bertujuan terutama untuk menekan biaya transaksi dan risiko pinjaman. Pendekatan kelompok juga penting dalam rangka pemupukan modal sosial (social capital) dan dalam rangka efektifitas pendampingan.

3) Komprehensif
Bantuan teknis yang akan diberikan kepada kelompok dilakukan secara komprehensif, meliputi aspek pemasaran, teknis produksi, manajemen, dan aspek keuangan, sesuai dengan kebutuhan kelompok.

a. Aspek Pemasaran
Untuk menjamin kepastian pasar, sejak awal KKMB dan LP3B pendamping telah mengupayakan kerjasama dengan salah satu perusahaan PUPUK ORGANIK (CV. ANUGRAH di Samarinda dan Pemilik Lahan tempat buruh tani melakukan pengembangan budidaya semangka dilokasi lahan mereka. (lampiran kontrak kerjasama)

b. Aspek Teknis Produksi
Terkait dengan aspek teknis produksi, langkah awal yang dilakukan KKMB pendamping dan LP3B adalah: 1) Berupaya mencarikan alternatif lokasi tanam untuk budidaya semangka selain lokasi tempat mereka berkerja sebagai buruh, antara lain dengan melakukan negosiasi pada beberapa pemilik lahan kosong yang tidak produktif agar bisa dilakukan kerjasama pengelolaan lahan, target lokasi budidaya semangka terutama di daerah tempat tinggal buruh tani yaitu daerah Tanah Datar, dan Muara Badak agar mendapatkan kemudahan dalam mobilisasi dan pelaksanaan kerja serta pengawasan.

c. Aspek Manajemen
Terutama ditekankan pada: 1) Penguatan manajemen kelompok, seperti kepengurusan kelompok dan pembagian tugas, Berita Acara pembentukan Kelompok, dan aturan main kelompok; 2) Manajemen usaha (terutama terkait dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan monitoring) kegiatan usaha produksi semangka non biji organik, antara usaha masing-masing anggota dikaitkan dengan perencanaan kelompok; 3) Dampingan manajemen keuangan, akan ditekankan kepada tertib administrasi dan pembukuan serta menumbuhkan kebiasaan menabung dibank.

d. Aspek Keuangan
Fasilitasi aspek keuangan, pada tahap awal ditekankan pada upaya mencarikan peluang sumber pendanaan lunak dalam pembelian pupuk organik yang kemungkinan dapat diakses oleh Kelompok, guna mendukung kebutuhan modal kerja anggota kelompok. Sumber pendanaan atau pupuk organik yang diharapkan pada tahap awal adalah: modal sendiri dengan melakukan kerjasama peminjaman pupuk organik pada perusahaan pupuk organik dan pembesaran buah yang telah berhasil digunakan pada lokasi buruh tani berkerja sebelumnya serta dana bantuan dari Bank Indonesia yang akan dikelola sebagai pinjaman bergulir bagi kelompok dan anggotanya.

4) Pendekatan Inkubasi
Pendampingan oleh KKMB juga didisain dalam kerangka proses inkubasi bisnis. Sebagai unit usaha baru tentunya tidak serta merta pihak perbankan akan bersedia langsung mendukung dengan pembiayaan kredit. Oleh karena itu, pada tahap awal sangat diharapkan adanya dukungan bantuan pendanaan dari Bank Indonesia sebagaimana disebutkan diatas serta perusahaan pupuk organik.
Melalui pendampingan yang komprehensip sebagaimana diuraikan sebelumnya, dalam waktu tiga bulan, kelompok dampingan diharapkan telah dapat berjalan dengan baik, mandiri dan usaha para anggotanya berkembang. Pada saat telah berjalan hingga kurun waktu 12 bulan inilah, diharapkan Kelompok dan usaha para anggotanya disamping feasible juga sudah bankable, sehingga sudah bisa akses kredit mikro/kecil perbankan dan atau dari lembaga keuangan bukan bank untuk keperluan pengembangan usahanya. Sementara akumulasi dari pengembalian pinjaman bergulir diprioritaskan untuk mendukung pembiayaan bagi Kelompok Usaha Budidaya Semangka yang baru. Dengan demikian, dalam jangka menengah dan jangka panjang Dusun Utara dan Selatan diharapkan dapat berkembang menjadi sentra petani budidaya semangka organik. Selanjutnya, upaya pengembangan Kelompok Usaha Budidaya Semangka organik ini dapat dijadikan model untuk keperluan replikasi program di Dusun lain sesuai potensi dan peluang yang ada.

Reklamasi Tambang dan Lahan Tandus
Ada beberapa tujuan yang dicapai dalam kegiatan reklamasi tambang dan lahan tandus, juga ada beberapa metode yang dapat kita pakai.